Sabtu, 02 Januari 2016

Pemain Baru

"menurut mu cincin dan kalung ini, mana yang lebih indah rani?" Ramon akhirnya memilih kedua perhiasan setelah hampir dua jam ditoko perhiasan kebingungan "aku rasa keduanya sangat indah, kenapa tidak keduanya saja?" ujar Rani yang juga agak bingung memilih "ah baiklah aku beli keduanya saja, terima kasih ya Ran sudah bersedia menemaniku" ucap Ramon sambil mengisyaratkan pada pramuniaga untuk menyiapkan perhiasan yang akan dibelinya "sama-sama Ramon, lagipula ini semua kan permintaan Lana. oh ya apa kau benar-benar serius dengan Lana?" Ramon terkejut dengan pertanyaan Rani, oh Tuhan tentu saja, tentu saja Ramon sangat serius kepada Lana, apakah Rani tidak bisa melihat akan hal itu "kenapa kau bertanya begitu Rani, tentu saja aku sangat serius pada gadisku Lana, aku tidak akan pernah menyakitinya" Ramon berucap dengan sungguh-sungguh, "baiklah kalau begitu aku percaya, berarti kau juga harus melindungi Lana dari semua orang yang ingin menyakiti Lana" gumam Rani seperti tengah bicara pada diri nya sendiri.

***

"jadi kita mulai adakan survey untuk project ini minggu depan ya" Alfian menutup meeting santai siang itu dengan anggukan Lana dan juga Damian client nya, "semoga kerjasama kita lancar ya" ucap Damian dengan senyum menawan nya. "oh ya Lana aku minta maaf aku harus segera pergi sekarang aku telah ada janji dengan seseorang sepertinya aku tidak bisa mengantarmu" Alfian berucap penuh sesal pada Lana, sudah hal yang biasa memang bagi Alfian untuk mengantar Lana pulang jika mereka keluar bersama untuk urusan pekerjaan padahal Lana sering bersikeras menolak tapi Alfian selalu memaksa, maka kali ini tentu saja Lana tidak keberatan "tidak apa-apa Alfian aku mengerti aku akan naik taksi saja" Lana mengangguk sambil merapikan beberapa dokumen nya "ah tapi kau kan tadi bilang kalau sulit sekali mencari taxi ya?" ujar Alfian khawatir "bagaimana kalau aku yang mengantarmu?" tiba-tiba Damian bersuara dan sontak membuat Lana lansung menatap wajah pria tampan itu "ah tidak perlu Damian, sungguh kalian tidak perlu repot aku bisa sendiri" Lana menolak dengan halus, "Lana, aku akan lebih tenang jika kau bersama Damian dibanding dengan taksi dan kenapa kau menolak tawaran baik nya?" entahlah mengapa ucapan Alfian terdengar begitu mengintimidasi Lana hingga akhirnya Lana menurut.

Di mobil Lana dan Damian hanya saling diam, Lana merasa kikuk hingga akhirnya Damian memainkan sebuah lagu yang membuat Lana heran "Born to Die?" ujar Lana pada Damian, "iya?kenapa kau tak suka lagu ini ya?tapi aku sangat smenyukai lagu ini" Damian menjawab sambil menyanyikan lagu dari Lana Del Rey tersebut "ini adalah lagu kesukaanku" Lana memekik dan ikut bernyanyi bersama Damian, Lana sungguh tidak menyangka pria tampan mempesona seperti Damian bisa memiliki beberapa kemiripan dengan nya mulai dari wangi lavender hingga lagu favorit nya, Lana menatap Damian sambil tersenyum kecil "hmm jadi Lana apakah kau tidak akan memberikan alamatmu padaku?atau kau hanya akan menatapku sambil tersenyum sepanjang waktu?" ujar Damian yang mengjutkan Lana, seketika pipi Lana memerah ia tidak menyadari bahwa Damian mengetahui apa yang Lana lakukan, memandangi Damian dengan tersenyum "ah bodoh sekali aku" ujar Lana pada dirinya sendiri lalu menyebutkan alamat rumahnya pada Damian "kau tinggal sendiri?" Damian membuka percakapan "bagaimana kau tau?" Lana menjawab "aku kan bertanya padamu, jadi tebakanku tepat haha" Damian tertawa puas, "kau sendiri?" tanya Lana "aku tinggal sendiri, keluargaku diluar negri" jawab Damian singkat, Lana hanya ber-oh ria saja. "terima kasih Damian, lain kali kau tak perlu repot-repot" Lana berucap ketika mobil sedan hitam itu telah sampai dipelataran rumah kecil nya "jangan berlebihan, aku sungguh tidak merasa repot Lana, oh ya kapan-kapan aku boleh mampir kerumah mu?" ujar Damian dengan senyum nya, senyum yang sungguh mampu membuat Lana nyaman dan membuat Lana melupakan Ramon untuk sejenak "oh ya ya tentu saja" ujar Lana lalu keluar dari mobil, tak lama sedan hitam itu melesat meninggalkan tempat nya berdiri segera Lana masuk kerumah nya.

Lana merebahkan tubuh nya diranjang, ia menghela nafas membayangkan semua hal yang ia alami hari ini, ada sesuatu yang ia takuti dari Damian entah apa padahal pria itu begitu baik dan begitu menawan, apakah pesona Damian yang membuat Lana takut? entahlah Lana sendiri tak tau. Baru saja Lana ingin mengganti baju nya, ponsel nya berdering, sebuah pesan singkat dari Ramon, astaga! Lana hampir lupa dengan makan malam nya, segera Lana bergegas mandi.

***

Lana dan Ramon tengah menikmati makan malam nya, mereka selalu menyempatkan untuk makan malam bersama paling tidak sekali dalam satu minggu mengingat kesibukan masing-masing oleh pekerjaan, tetapi mereka juga harus menyempatkan untuk saling bersama "bagaimana meeting mu tadi?" Ramon bertanya ingin tau "aku dikenalkan dengan seorang client oleh Alfian, kami akan memulai project pembangunan sebuah resort dan akan segera berjalan" Lana bercerita sambil menyantap hidangan makan malam itu "siapa client yang Alfian kenalkan?" ucapan Ramon kini jauh lebih serius, entah kenapa menurut Lana, Ramon selalu saja menaruh curiga kepada Alfian padahal bagi Lana selama ini Alfian sangat baik terhadap nya "nama nya Damian dia seorang pengusaha muda mungkin seusiamu, dan kau tau dia mengguanakan wangi lavender juga sepertiku" raut wajah Ramon berubah serius, rahang nya merngeras, ia seperti tengah menebak-nebak rencana apa yang akan dilakukan oleh mantan sahabat nya Alfian itu, ia harus segera membongkar semuanya bisik Ramon pada dirinya sendiri.