Minggu, 12 Juli 2015

Ketahuilah Aku Lebih Dalam

Berkali-kali Lana memandang penampilan diri nya dicermin sebelum berangkat malam ini, begitu pun saat di taksi, dia terus memandang riasan wajah nya pada cermin kecil nya, "kenapa aku begitu khawatir" gumam nya dalam hati.
Ramon mengajak Lana makan malam disebuah restaurant mewah dikota, ia ingin menjemput Lana namun Lana menolak, Lana ingin bertemu saja langsung direstaurant itu.

Ketika Lana sampai rupanya Ramon telah terlebih dahulu datang "aku senang kau mau datang Lana" Ramon berucap penuh binar kebahagiaan dimata nya, Lana segera duduk dengan tersenyum. Mereka pun makan malam dengan tenang, tanpa saling berkata-kata hanya saling tersenyum satu sama lain, sampai ketika mereka selesai menghabiskan makan malam nya, Lana membuka suara.

"Hal apa yang membuatmu ingin kita bertemu?" Lana sungguh penasaran, "Aku sudah bilang kalau aku merindukan mu kan?" Ramon menjawab santai, Lana kaget Ramon begitu terbuka mengatakan hal seperti itu, "Lana, sejak kapan kau mulai dekat dengan Alfian?" kini Ramon bertanya lebih serius, alis kiri nya pun sedikit naik, "kenapa kau menanyakan hal itu?" merasa tidak nyaman Lana justru balik bertanya, "kau harusnya menjawab pertanyaan Lana" Ramon tersenyum.

"Aku minta maaf Ramon, seharusnya aku memberitau mu bahwa aku bekerja dengan sahabat mu saat ini" Lana menyesal, "tidak Lana, dia bukan lah sahabat ku lagi sekarang" ucapan Ramon mengagetkan Lana "Lana aku tidak tau harus mulai darimana, tapi aku ingin kau berhenti bekerja dengan Alfian, kumohon" Lana lebih kaget lagi mendengar permintaan Ramon barusan, ia semakin tak mengerti apa yang difikirkan Ramon "kau tidak bisa seperti ini Ramon, kenapa kau merasa kau bisa medikte hidupku?kau ini bukan siapa-siapa dihidupku, kau hanya mantan atasanku" Lana seperti kehilangan penguasaan diri nya, ia bangun dari kursi nya.

"Lana aku akan berikan alasan kenapa kau harus berhenti bekerja dengan Alfian, tapi tidak bisa sekarang, sungguh ini semua demi kebaikan mu" Ramon semakin membuat Lana tidak mengerti, Lana mencoba mencerna ucapan Ramon, akhirnya ia duduk kembali "baiklah, aku minta maaf telah mengacau, kita lupakan saja hal ini" Ramon berdalih, "Lana apa kau merindukan aku?" Lana semakin kaget dengan pertanyaan Ramon kali ini, entahlah bagi Lana, Ramon seperti sebuah paket kejutan untuk nya, ia begitu mahir membuat Lana terkejut.

"Gadis yang bersamamu saat itu," Lana menggumam,"olivia maksud mu?" Ramon tertawa kecil, Lana menjadi bingung apa yang lucu batin nya, "maaf aku lupa mengenalkan nya dengan jelas padamu, olive adalah adik sepupu ku, kami sangat dekat sejak kecil sudah seperti adik kandungku sendiri" Lana menelan saliva nya, bodoh sekali Lana sempat berfikir bahwa Olive adalah gadis yang berkencan dengan Ramon "jangan bilang kau cemburu pada nya Lana" Ramon kini menggoda Lana yang pipi nya semakin memerah, Lana sendiri tidak mengerti apa yang dia rasakan saat ini ada sebuah kebahagiaan menaungi nya saat ini, kebahagiaan yang tak begitu mudah untuk Lana pahami. Bersama-sama dengan Ramon setelah sekian lama, ternyata membuat suasana justru begitu hangat dan Lana menyukai nya.

Dan makan malam itu diakhiri dengan Ramon yang mengantar Lana kerumah nya, kali ini Lana tidak bisa menolak Ramon yang bersikeras untuk mengantarkan nya pulang, memang tidak terlalu banyak pembicaraan serius antara mereka malam itu, tapi apapun itu Lana senang mengahabiskan waktu bersama Ramon.

***
"kau akan segera berbahagia Serena, sedikit demi sedikit gadis itu akan hancur kebahagian nya, dialah yang akan membayar semua kepedihan mu ini".
Pria itu keluar dari sebuah kamar dirumah sakit besar itu, mata nya yang penuh dendam seakan bisa membunuh siapapun hanya melalui tatapan nya, ingatan nya pun melayang jauh ke masa-masa dahulu, masa dimana ia melihat dengan jelas derita sakit hati yang dialami Serena kakak perempuan yang sangat dia cintai karena suami kakak nya itu adalah pria yang sangat tega menyakiti hati kakak nya dan telah menghancurkan hidup kakak nya, kini membalas dendam Serena sudah seperti menjadi tujuan hidup nya, ia tak peduli lagi bahkan dnegan kebahagiaan nya sendiri, ia terlalu terobsesi dengan dendam nya pada wanita itu yang sebenarnya sudah mendapat balasan dendam nya, tapi entah mengapa rasanya semua belum cukup, ia masih masih belum puas.

***

"iya Ramon, aku akan segera menyelesaikan pekerjaan ku lebih cepat hari ini agar kita bisa bertemu, okay, haha I'll call you later" Lana menutup panggilan telephone nya, sejak makan malam itu, kini hubungan Lana dan Ramon semakin dekat, sapaan manis melalui ponsel dengan perhatian-perhatian dari Ramon seperti sudah sangat akrab bagi Lana, "kau sedang senang sekali sepertinya" entah sejak kapan Alfian sudah berada didekat Lana, membuat Lana sedikit kaget dan malu "Alfian, sejak kapan kau berada disini, kau mendengar obrolanku ditelephone?" Lana menuduh, "memang nya kenapa kalau aku mendengar Lana?" Alfian tersenyum menggoda "jadi ada yang sedang jatuh cinta ya" Alfian mengacak pelan rambut Lana sambil berlalu, membuat Lana tersenyum sendiri "mungkin kah aku benar jatuh cinta?"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar