Rabu, 01 Juli 2015

Mengapa Kau Sulit Dihindari..??

Lana bangun dari tidur nya, "mimpi hal itu lagi" gumamnya, Lana meninggalkan ranjangnya menuju ke dapur, ia menuangkan sebuah air mineral dan meminumnya tak tersisa untuk menenangkan perasaannya.

Akhir-akhir ini sosok tersebut tak pernah absen dari mimpi Lana bahkan seperti seolah telah menjadi penghuni dari fikiran Lana sendiri, "apakah aku merindukan nya?" Lana masih asyik dengan fikiran nya sendiri sampai handphone nya berdering "hallo.. hallo siapa ini?" Lana geram, hanya terdengar suara nafas berat diujung telepon sana, nomor nya pun tidak dikenal, Lana memutuskan telepon.

Lana ingin bergegas bersiap ke kantor, dan hanphone nya kembali berdering, nomor yang tidak dikenal juga, apakah ini nomor yang sama batin Lana "hallo.. hallo bisakah anda menjawab?" lama Lana menunggu sapaan nya dibalas oleh si penelfon tersebut, akhirnya Lana memutuskan telepon dengan kesal "dasar orang iseng" cetusnya.

Hari ini Lana cukup sibuk dengan pekerjaan nya menjadi bagian di divisi General Affair memberikan pengalaman menarik untuk nya, dia bertemu dnegan banyak orang, dia belajar menangani sebuah proyek, dan semua terasa mudah Lana jalani, entahlah apapun yang Lana kerjakan ia selalu mendapat penilaian yang baik dari sesama teman kerja maupun client nya, hingga semua tanpa Lana sadari terasa begitu mudah untuk nya..

"kau sedang sibuk Lana?" Lana terkaget seketika ia membuang pandangan nya yang tengah fokus didepan pc komputer ke arah suara berasal "Alfian, eh iya lumayan, ada apa?" Lana sebenarnya merasa tidak enak memanggil Alfian tanpa sebutan Pak, bagaimanapun dia adalah atasan Lana dikantor ini, tapi Alfian sendiri lah yang justru melarang Lana memanggilnya dengan sebutan demikian. Lana tak pernah mengira pria mabuk yang dulu dia temui di bar dan membuatnya takut, hari ini mungkin bisa dikatakan sebagai malaikat dalam hidup Lana yang mengubah hidupnya menjadi lebih mudah.

"pekerjaan mu itu tidak akan pergi kemanapun kalau kau meninggalkan nya sejenak untuk makan siang" Alfian tersenyum kecil, "hmm, ya baiklah ayo, kali ini aku yang traktir" Lana bangun dari kursi kerja nya mengambil tas nya dan berjalan mendahului Alfian keluar kantor, Alfian tersenyum senang.

Mereka memasuki sebuah restaurant cepat saji, Lana yang memilih restaurant tersebut karena tak mau menunggu lama untuk makan, dia ingin segera menyelesaikan pekerjaan nya. Mereka duduk disisi sebelah kanan restaurant dengan posisi saling berhadapan, Lana duduk dibangku yang menghadap ke arah pintu restaurant tersebut ,sehingga dia bisa melihat orang-orang yang keluar masuk di restaurant tersebut.

Sampai ketika Lana bertemu mata dengan pria yang baru memasuki restaurant, Astaga Lana sangat kaget, Ramon.. Lana tau jelas itu adalah Ramon dan Ramon tidak sendirian, dibelakangnya seorang gadis cantik berjalan mengikutinya, gadis dengan tatanan rambut pirang yang indah, rok mini yang seolah menggoda, membuat siapa saja akan menoleh dua kali saat melihatnya.

Lana sangat kaget ketika Ramon justru menghampirinya "Lana.." sapanya, dan cukup terkaget ketika melihat siapa yang menjadi teman makan siang Lana "Alfian.. kau.." Ramon menghentikan ucapan nya saat gadis cantik itu bersuara "Ramon apakah kita akan bergabung dengan mereka?" tanya nya maja pada Ramon.."yah hanya jika kita diizinkan" jawab Ramon yang seolah menyerang ke arah Lan dan Alfian..

Akhirnya Lana dan Alfian mempersilakan Ramon dan gadis itu iuntuk bergabung dengan mereka, Lana memperhatikan gadis itu dengan seksama, Lana seperti tak asing dengan gadis itu, Lana seperti pernah melihat nya tapi kapan dan dimana persisnya ia tak ingat "hei, sepertinya kita pernah bertemu, kenalkan aku Olivia Newton, kau cukup panggil aku Olive.." gadis itu membuyarkan lamunan Lana dia tersenyum sangat cantik "Aku Lana, hanya Lana dan kau bisa panggil aku Lana" Lana menjabat gadis itu, Lana akhirnya ingat dia pernah bertemu dengan Olive di restaurant Ramon ketika masih bekerja dengan Ramon, iya gadis cantik yang tampak seperti peri hutan itu.. Siapakah gadis itu dan apa hubungan nya dengan Ramon, mengapa mereka nampak begitu dekat? berjuta pertanyaan memenuhi kepala Lana..

***

Lana telah bersiap untuk istirahat malam ini, bagi nya hari ini cukup melelahkan. Ia mengingat-ingat semua hal-hal yang terjadi hari ini, pekerjaan nya, jalanan yang macet, ah dan yang paling mengganggu nya adalah makan siang nya tadi, Ramon, ya Ramon lah yang sebenarnya mengganggu fikiran nya, belum lagi belakangan ini Ramon terus menerus hadir didalam mimpi nya, ketika Lana tengah asik dengan lamunanya, handphone nya berdering, nomor tidak dikenal tertera di layar ponselnya, dengan rasa malas tapi penasaran Lana menjawab panggilan telephone itu "hallo.." Lana menunggu si penelfon berbicara "baiklah kuhitung sampai tiga, jika kau tak mau menjawab akan ku putus telephone ini, 1.. 2.." Lana mengancam..

"Lana, ini aku.." Lana terdiam ia mengenali suara lembut itu "Ramon, anda?" Lana menurunkan suara nya "kau sudah tidur, apakah aku mengganggu mu?" Ramon bertanya sedikit khawatir, "tidak kau tidak mengganggu, ada apa?" Lana merasa kantuk dan lelah yang melandanya hilang begitu saja secara tiba-tiba "Lana, maaf tapi aku merindukan mu.." Ramon berkata dengan nafas yang berat, Lana tertegun mendengarnya "bisakah kita bertemu?" Ramon seolah tak kehilangan kekuatan untuk mendikte Lana meskipun kini Lana bukanlah karyawan nya lagi "hmm, baiklah kau bisa kirimkan alamat dan waktu kapan untuk bertemu" Lana menjawab lalu memutus telephone nya, ia segera membenamkan dirinya ke bantal, entahlah tapi ada perasaan senang menyelimuti Lana saat itu, ketika handphone nya kembali berdering ia membuka sebuah pesan "selamat beristirahat Lana, aku merindukanmu.. Ramon" Lana seperti ingin meloncat membaca pesan tersebut, Lana pun menyimpan nomor tersebut di contact ponsel nya dan pergi tidur, berharap malam ini ia kembali memimpikan Ramon..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar