Sabtu, 27 Juni 2015

Setelah Kejutan itu..

 


Lana memasuki sebuah gedung bertingkat, ia sudah sangat siap dengan kemeja berwarna merah maroon serta rok span hitam dipadu dengan heels putih, Lana dengan siap memasuki gedung tersebut. "Bisa saya bantu?" resepsionis cantik menyapa Lana yang menghampirinya, "Saya mau bertemu dengan Pak Alfian," ucap Lana, sang resepsionis pun tampak memencet nomor tlp dan tampak berbicara dengan seseorang disana, "silahkan ikuti security itu" resepsionis itu berucap setelah selesai menutup tlp nya.

Lana mengikuti security yang mengantar nya, memasuki lift dan sang security memencet tombol lift di angka 33, Lana bergegas keluar dari lift dia memasuki sebuah ruangan yang cukup besar tampak seorang pria tengah duduk tenang disana "hai, Lana.., silahkan duduk" Alfian tak pernah berubah bagi Lana sikap hangat nya selalu membuat Lana merasa teduh "jadi, keputusan mu sudah bulat?" Alfian bertanya sambil membuka berkas yang Lana sodorkan berisi transkip nilai hasil kuliah nya.

"Aku ingin memulai hal baru Alfian, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini" Lana berkata penuh keyakinan. Alfian mengangguk "kau bisa mulai bekerja sesegera yang kau inginkan Lana" Alfian tersenyum, "terima kasih Alfian".

Lana pun meninggalkan pekerjaan lama nya sebagai seorang pelayan di restaurant milik Ramon, Alfian telah sejak lama menawarkan pekerjaan yang lebih baik bagi nya,
Lana pun bergabung sebagai salah satu staff di divisi General Affair di perusahaan Alfian, tentu nya Ramon tidak mengetahui hal ini, Alfian meminta Lana tidak memberitaukan hal ini pada Ramon, Lana juga tidak tau apa alasan nya.

**Flashback**

"Lana aku ingin membahagiakanmu" Ramon berkata penuh keyakinan "tidak, kau tidak ingin membahagiakan aku, kau hanya menggunakan aku sebagai bayangan dari Aluna-mu, kau ingin menghidupkan Aluna-mu itu" Lana bersikeras,

Entah apa, tapi Lana sangat merasa senang ketika Ramon bersikap manis padanya, ia begitu merasa diistimewakan, tapi ketika Ramon menceritakan mengenai Aluna, calon istri nya yang meninggal 3 tahun lalu karena sebuah kecelakaan pada dua minggu sebelum hari pernikahan mereka, hal itu membuat Lana murka.

Lana tidak pernah lupa bagaimana Ramon menceritakan Aluna yang amat sangat mirip dengan dirinya, betapa Ramon dan Aluna kala itu telah merajut cita-cita dan tali kasih untuk mengarungi kehidupan bersama, tapi semua hanya sebatas angan karena Tuhan mengambil Aluna sangat cepat, dan Ramon pun seperti ikut mati dengan kejadian tersebut.

Aluna nya adalah gadis manis yang sangat dia cintai, Aluna nya sangat pintar memasak, soal urusan meracik makanan lezat Aluna tak pernah diragukan, maka itu Ramon mendirikan restaurant sebagai dedikasi cinta nya pada Aluna, ia tak ingin Aluna nya pergi jauh untuk mencari kepuasan pekerjaan meninggalkan nya ia ingin mengikat Aluna bersamanya.

Dan ketika Aluna pergi untuk selamanya karena kecelakaan itu, Ramon bahkan sudah seperti mati, hati nya ikut pergi terbawa Aluna, ia kehilangan gairah hidup nya, ia kehilangan dirinya bersama Aluna..

Sampai ketika dia melihat Lana, gadis lugu dari desa yang ingin mencari jati diri, merantau hidup ke kota besar berharap mendapat kehidupan yang lebih baik. Ramon seperti merasakan Aluna hidup kembali, Ramon merasakan kehangatan pada diri Lana, paras nya benar-benar telah mengembalikan gairah hidup Ramon yang hilang, Ramon merasa seperti mendapatkan kesempatan kedua.

Sebenarnya Ia ingin menjauhi Lana karena selalu melihat bayangan Aluna disana, dimata itu, di wajah itu, maka dia memindahkan Lana ke Lounge nya agar tak terlalu sering melihat nya, tapi Lana justru hadir difikiran-fikiran Ramon, Lana hadir dimalam-malam tidur Ramon lewat mimpi, Lana dalam mimpinya seperti menunggu Ramon seperti meminta sesuatu, dan Ramon tau betul dia memimpikan Lana bukan Aluna..

Ramon akhirnya tak sanggup menahan kegelisahan ini sendirian, ia ingin Lana tau, apa yang membelenggu nya saat ini, persimpangan antara Aluna dan Lana yang masih samar-samar ini ingin segera Ramon selesaikan, Ramon ingin tau siapa yang saat ini membangkitkan gairah hidupnya lagi, untuk nya Aluna nya sudah mati sejak lama, tapi seakan ia merasakan Aluna hidup dalam diri Lana.

Ramon mencoba berusaha menyampaikan pada Lana apa yang dia alami, mungkin Lana bisa memberikan Ramon penjelasan, meskipun Ramon tau Lana akan bingung dengan ini semua, Ramon sebenarnya tak ingin membuat Lana berfikir ia membuat Lana sebagai bayangan Aluna, ia justru ingin minta tolong kepada Lana untuk menghapus Aluna,

Tapi Lana terlalu marah, Lana terlalu merasa dipermainkan, sampai Lana pergi meninggalkan Ramon dengan penuh kemarahan karena merasa menjadi fantasi bagi Ramon untuk menghidupkan Aluna, hingga Lana memilih meninggalkan Ramon, dan meminta Ramon untuk tidak perlu menghubungi nya lagi, Ramon tidak tau Lana akan semurka itu,

Ramon kini kembali mati untuk kedua kali nya, ia seperti terhempas, ia kembali kehilangan gadis nya, walau masih terlalu cepat dikatakan sebagai gadisnya, tapi Ramon akan kembali berusaha untuk tetap membuat Lana nya hidup dan bukan sebagai fantasi nya melainkan sebagai kenyataan nya,

Ia menunggu Lana agar kemarahan nya reda, menunggu diwaktu yang tepat untuk kembali menyeret Lana ke pelukan nya dan menyadarkan Lana bahwa ia bukan lah sebuah fantasi bagi Ramon..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar