Selasa, 16 Juni 2015

Sebuah Kejutan..

 

"Tok tok.." Lana mendesah kesal, ini masih pagi mengapa ada orang bertamu sepagi ini kerumah kecil nya., Lana tersadar.. dia tak pernah kedatangan tamu sebelumnya, lalu siapa ini? Bergegas ia bangun dan menuju pintu "Pagi.." sebuah senyum manis ah ralat sebuah senyum indah Lana dapatkan dari balik pintu itu, Lana terkejut melihat tamu nya "seperti inikah caramu menyambut tamu?dengan membiarkan nya terus berdiri didepan pintu rumahmu?" sang tamu bertanya menggoda sambil mengacak-acak pelan rambut Lana lalu masuk tanpa permisi.

"Bapak ngapain kesini pak?kok bapak tau rumah saya?apa ada masalah pak?saya salah apa ya pak?" Lana menyerang tamu nya yang tak lain adalah Bos nya dengan segudang pertanyaan, sementara Ramon hanya melirik Lana dan menaikkan alis nya sebelah kiri lalu tersenyum "Lana, harusnya kau menawarkan aku minum, bahkan kau tak mempersilakan aku duduk hmm" Lana tertegun "hmm maaf pak, saya kaget tiba-tiba bos ada dirumah saya ini" Ramon memperhatikan Lana yang masih berdiri dibalik pintu, Gadis itu tampak kacau bagi nya Lana hanya mengenakan sebuah t-shirt polos dipadu celana pendek yang bahkan lebih cocok jika dikenakan oleh pria, celana yang sering Ramon sebut boxer, iya Lana mengenakan nya, Lana benar-benar kacau dalam berpakaian menurut nya.

"duduk lah Lana kemari, bukankah tempo hari kau datang ke resto mencariku?apa yang ingin kau bicarakan?" Lana seperti terhipnotis langsung duduk disamping Ramon dikursi kayu rumahnya "jadi bos datang karena itu ya?" Ramon mengangguk, ia menunggu kata-kata Lana selanjutnya, "Maaf bos,tapi sepertinya saya ingin berhenti bekerja dengan bos" Lana menunduk, dia memang ingin mengatakan hal ini pada Ramon tapi tentu tidak dengan suasana seperti ini, suasana yang menurut Lana canggung dan aneh, bagaimana bisa bos nya ini saat ini ada dirumah nya, Lana seperti mimpi.

Ramon menghela nafas, Lana tidak begitu paham apa arti helaan nafas Ramon tersebut, ia menunggu Ramon membuka mulut nya untuk mengatakan sesuatu "Lana, kau tau.. aku sangat lapar bisakah kau memasak sesuatu untukku?".


***

"aku sangat kenyang Lana" Lana hanya tertegun melihat bos nya makan dengan begitu lahap, Lana hanya memasak sekedarnya sebuah omelette dengan sup ayam yang tidak begitu istimewa, tapi Ramon menyantap makanan tersebut seperti tengah menyantap makanan terlezat didunia. "jadi, apakah bos tidak marah dengan saya?" Lana berusaha membahas pembicaraan sebelumnya, sebenarnya Lana agak kesal pada Ramon, dia sedang bicara serius tapi bos nya itu malah seolah tidak perduli dengan yang Lana bicarakan, alih-alih menyuruh Lana untuk memasak, apa jangan-jangan Ramon sengaja membuat Lana untuk mengurungkan niat nya untuk berhenti bekerja dari nya, supaya Ramon tidak perlu repot-repot mengeluarkan pesangon untuk nya, itu yang terlintas difikiran Lana.

"Lana, bersiaplah dan ikut aku ke suatu tempat" kejutan apalagi ini? Lana seperti terhuyung, ia betul-betul tidak mengerti dengan Ramon, ia seperti berhadapan dengan orang lain, sejak tadi ia membukakan pintu untuk Ramon, pria ini tampak tak seperti biasanya, sikap nya terlalu hangat, bahkan sangat hangat hanya untuk seorang karyawan biasa seperti Lana "kita mau kemana bos?apakah sedari tadi anda tidak mendengarkan ku? bukankah bos datang untuk membahas mengenai hal yang ingin aku bicarakan dengan anda bos?tapi kenapa sepertinya anda tidak peduli sama sekali dan malah mendikteku sejak tadi? suara Lana naik 2 oktaf, Lana sendiri tak sadar ia begitu berani bicara dengan nada tinggi seperti itu kepada Ramon, menurut nya Ramon sangat aneh.
"aku mohon padamu Lana, ikutlah denganku, aku berjanji setelah itu kita akan membahas semua yang ingin kau bahas" Ramon menangkup wajah Lana dengan kedua tangan nya, bola mata nya bertemu dengan bola mata gadis itu, yang memandang nya sangat bingung, ada perasaan takut tergambar dari mata itu.

Lana keluar dari rumah nya, selesai makan tadi Ramon membaca koran dan menunggu Lana bersiap diteras rumah nya, beberapa mata tetangga sempat memandang heran ke arah Ramon, cukup aneh tiba-tiba ada seorang pria yang bertamu di rumah Lana sepagi itu, sementara Lana sama sekali tidak pernah membawa teman pria nya kerumah, apalagi pria ini cukup tampan, Ramon tidak mempedulikan pandangan demi pandangan dari orang lain, yang ada difikiran nya saat ini hanyalah Lana, gadis itu yang kini sudah berdiri dihadapan nya.

Lana mengenakan kemeja lengan panjang berwarna hitam polos dengan dua kancing atas yang terbuka, ia memadukan nya dengan jeans berwarna putih serta membawa tas kecil nya, rambut sebahu nya yang masih basah ia biarkan mengurai, ia tak mau Ramon menunggu lama untuknya mengeringkan rambut, sementara ia hanya mengoleskan sedikit bedak dan lip gloss tipis dibibir nya "saya sudah siap pak" Ramon tersenyum ia menarik tangan Lana tanpa sepatah kata pun, menggandeng Lana menuju mobil sedan hitam yang terparkir dihalaman depan. 

"kau akan terkejut Lana," bisik Ramon sambil tersenyum pada Lana ketika membukakan pintu mobil untuk Lana, Lana termenung fikiran nya meracau, ia sudah tidak bisa menebak apa yang akan terjadi, ia hanya percaya Ramon tidak akan berlaku jahat pada nya. Lana mempercayai nya..

1 komentar: