Senin, 22 Juni 2015

Lebih dari Terkejut..

 


Mobil sedan hitam itu berhenti tepat disebuah taman bermain kota. Lana hanya diam sepanjang perjalanan tadi begitu pun dengan Ramon, suasana ini cukup canggung untuk Lana, ia tidak pernah satu mobil dengan atasannya apalagi Ramon menyetir sendiri sungguh tidak pantas bagi Lana disupiri oleh bos nya sendiri.

"kau pernah datang kesini?" Ramon membukakan pintu mobil Lana yang sebenarnya telah terbuka oleh Lana, Lana hanya menggeleng ia memandang Ramon, Astaga! Lana baru sadar, hari ini penampilan Ramon tak seperti biasanya, pria itu tampak begitu casual, tak ada kemeja tak ada jas ataupun kacamata yang bertengger dibatang hidung nya. Ramon menggunakan polo t-shirt bewarna hitam polos dan blue jeans serta sepatu sport, Ah, dia terlihat begitu mempesona untuk Lana.

Ramon menarik tangan Lana membuyarkan lamunan Lana, entah sejak kapan, Lana lupa bahwa bos nya ini sudah sangat leluasa sekali untuk menggandeng tangannya dan Lana menurut saja "sebenarnya apa maksud bos mengajak saya ke tempat ini?" Lana bertanya penuh kebingungan "kamu butuh hiburan Lana, waktu mu begitu sibuk jadi kau harus sedikit refreshing, begitupun denganku" Ramon menjawab pertanyaan Lana dengan begitu yakin sambil menatap bola mata kecoklatan milik Lana dengan cukup dalam, tanpa diduga Lana melepaskan genggaman tangan Ramon, ia berhenti melangkah, Ramon terheran.

"maaf pak, tapi saya rasa ini sudah sangat aneh, saya benar-benar ingin tau maksud bos apa sebenarnya, apakah saya sedang bermimpi atau apa, kenapa ini sangat aneh, anda seperti bukan orang yang saya kenal" Lana meracau tanpa henti, Ramon yang melihat Lana penuh kebingungan dan kegelisahan langsung membenamkan Lana di pelukan nya penuh dengan rasa rindu, segera Lana bisa menghirup aroma maskulin Ramon "Lana, inilah aku yang sebenarnya, aku berusaha memberitau mu inilah aku yang sebenarnya" Ramon berucap pelan, Lana mendongakkan wajahnya berusaha menatap Ramon lebih dalam.

"Bos, inikah dirimu yang sebenarnya? tapi bagaimana mungkin?" Lana tidak sadar meneteskan bulir-bulir bening dari mata nya, Ramon yang kebingungan segera mengusap wajah Lana, ia menarik saliva nya "apakah aku menyakitimu Lana, oh sial, kenapa air matamu ini harus keluar," Lana menggelangkan kepala nya "aku tidak tau air mata apa ini bos, aku tidak tau apa yang aku rasakan" Ramon memeluk Lana kembali dengan erat "cukup Lana, panggil aku Ramon saja, aku sudah tidak akan menjadi bos mu lagi, hentikan tangisan mu, aku tidak mau melihat air matamu", Lana merasa sesak sangat sesak, ia seperti kehabisan nafas, ia hirup dalam-dalam aroma maskulin ditubuh Ramon, seperti ia benar-benar butuh udara itu.

***

"ayo Lana," Ramon membuka pintu mobil untuk Lana, gadis itu masih penuh dengan raut wajah kebingungan "pemakaman?" tanya nya seolah bertanya pada diri sendiri, sementara yang ditanya hanya tersenyum kecil dan menuntunnya..

"Aluna Smith" ya Ramon mengajak Lana ke sebuah makam dengan nama Aluna Smith, mata nya penuh sekali dengan banyak pertanyaan untuk Ramon namun Lana tidak mengeluarkan sepatah kata pun ia memperhatikan Ramon yang entah kapan sudah memakai kacamata hitam nya, Lana jadi kesulitan untuk menatap bola mata nya.

"Dia adalah kekasihku dulu Lana," Ramon menghela nafas, sebenarnya Ramon tidak begitu ingin datang ke makam Aluna saat ini tapi dia harus, "aku tau bos, dia kekasih yang sangat kau cintai yang namanya kau abadikan sebagai resto mu kan" Lana berucap sambil mengusap tangan Ramon, entah mengapa Lana seolah bisa merasakan kehampaan yang dirasakan Ramon yang tengah menatap Lana sangat dalam, tatapan penuh kerinduan yang tak dimengerti oleh Lana.

"kau sangat mirip dengan nya Lana" Ramon mengeluarkan secarik foto dari saku nya, tampak seorang gadis yang tengah duduk di taman dengan penuh bunga-bunga Lavender, jika dilihat dari latar taman tersebut Lana yakin foto itu pasti diabadikan diluar negri ini, gadis itu mengenakan dress cantik bewarna hijau tosca dengan potongan diatas lutut, rambut nya sebahu terurai cantik dengan mata besar, hidung yang pas tidak terlalu mancung dan wajah yang penuh kelembutan, Ya Tuhan, Lana seperti tengah melihat gambar diri nya sendiri, tapi Lana ingat dia tidak pernah berfoto ditaman seperti itu, sungguh gadis itu amatlah sangat mirip dengan nya "inilah dia" Ramon membuyarkan Lana yang sibuk dengan fikiran nya sendiri.

"tidak mungkin, ini gadis ini" Lana terheran tak percaya.

****






Tidak ada komentar:

Posting Komentar